WASHINGTON - Ilmuwan dari Amerika Serikat
meneliti bintik-bintik hitam di sepanjang rahang buaya. Mereka menemukan
bahwa bintik hitam tersebut merupakan area sensitif pada rahang buaya.
Dilansir BBC, Kamis (8/11/2012), ilmuwan menemukan benjolan yang terbuat dari sel-sel khusus pada kulit buaya. Benjolan tersebut memiliki peranan utama terkait reaksi mereka ketika berburu. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa tebalnya kulit buaya tersebut lebih sensitif ketimbang ujung jari manusia.
"Rahang buaya tampak unik. Hampir bisa dikatakan (rahang) ini dapat melakukan beberapa fungsi sentuhan seperti tangan manusia," ujar peneliti Duncan Leitch dari Vanderbilt University, Nashville, Amerika Serikat.
Leitch menjelaskan, karena anggota tubuh bagian depan buaya terlalu pendek untuk memahami objek di sekitar. Maka, hewan karnivora ini menggunakan rahang untuk merawat anaknya. Rahang ini secara lembut membantu membuka telur buaya yang akan menetas dan mengangkut anak-anak buaya dalam mulut mereka.
Perilaku ini menunjukkan, tidak hanya buaya itu memiliki kekuatan gigitan yang hebat, namun rahang buaya ini juga bisa dikontrol sesuai dengan tugas tertentu. Sebelumnya, peneliti belum mengetahui fungsi benjolan dan bintik hitam hingga ilmuwan mampu menjelaskan fungsi bintik hitam tersebut.
Peneliti sebelumnya beranggapan bahwa benjolan dan bintik hitam ini merupakan reseptor medan listrik atau magnet, pori-pori untuk mensekresi cairan atau detektor salinitas (tingkat kandungan garam). Di laboratorium, Leitch menguji bagaimana benjolan itu bereaksi terhadap berbagai rangsangan.
Leitch tidak menemukan reaksi terhadap salinitas atau medan listrik, melainkan sentuhan sebagai pemicu utama. Temuan ini dilaporkan dalam Journal of Experimental Biology. (sumber)
Dilansir BBC, Kamis (8/11/2012), ilmuwan menemukan benjolan yang terbuat dari sel-sel khusus pada kulit buaya. Benjolan tersebut memiliki peranan utama terkait reaksi mereka ketika berburu. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa tebalnya kulit buaya tersebut lebih sensitif ketimbang ujung jari manusia.
"Rahang buaya tampak unik. Hampir bisa dikatakan (rahang) ini dapat melakukan beberapa fungsi sentuhan seperti tangan manusia," ujar peneliti Duncan Leitch dari Vanderbilt University, Nashville, Amerika Serikat.
Leitch menjelaskan, karena anggota tubuh bagian depan buaya terlalu pendek untuk memahami objek di sekitar. Maka, hewan karnivora ini menggunakan rahang untuk merawat anaknya. Rahang ini secara lembut membantu membuka telur buaya yang akan menetas dan mengangkut anak-anak buaya dalam mulut mereka.
Perilaku ini menunjukkan, tidak hanya buaya itu memiliki kekuatan gigitan yang hebat, namun rahang buaya ini juga bisa dikontrol sesuai dengan tugas tertentu. Sebelumnya, peneliti belum mengetahui fungsi benjolan dan bintik hitam hingga ilmuwan mampu menjelaskan fungsi bintik hitam tersebut.
Peneliti sebelumnya beranggapan bahwa benjolan dan bintik hitam ini merupakan reseptor medan listrik atau magnet, pori-pori untuk mensekresi cairan atau detektor salinitas (tingkat kandungan garam). Di laboratorium, Leitch menguji bagaimana benjolan itu bereaksi terhadap berbagai rangsangan.
Leitch tidak menemukan reaksi terhadap salinitas atau medan listrik, melainkan sentuhan sebagai pemicu utama. Temuan ini dilaporkan dalam Journal of Experimental Biology. (sumber)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !