Jakarta - Jika saya harus membuat kesimpulan mengenai
Windows 8, maka itu adalah sebuah sistem operasi yang bagus. Hal bagus
paling utama yang dapat dirasakan adalah kecepatan baik saat booting,
pertukaran ataupun proses buka-tutup aplikasi.
Selain hal itu, fitur lain yang tidak terlalu tampak namun memiliki pengaruh pada sistem adalah cara kerja sistem itu sendiri.
Setidaknya
hasil itu bisa didapat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya,
yaitu Windows 7. Namun seperti diketahui, Microsoft pun kecewa dengan
hasil pemasaran yang mereka dapat. Jika diterjemahkan ke bahasa yang
lebih halus, Windows 8 telah gagal menjaring pengguna.
Menilai
Windows 8 sebagai sebuah produk yang gagal dipasarkan ke pengguna di
hari-hari ini memang terbilang dini. Namun harus diakui pencapaian
pemasaran Microsoft jelas mengecewakan.
Kesalahan terbesar
Microsoft mengenai Windows 8 adalah kepercayaan diri yang berlebihan.
Dengan statistik pengguna Windows versi sebelumnya mereka seolah yakin
bahwa penjualan generasi berikutnya akan berjalan dengan mulus.
Padahal,
seperti yang mereka gemborkan ke publik, Windows 8 jelas memiliki
perbedaan yang sangat signifikan dengan generasi sebelumnya. Baik
desktop yang (secara default) tergantikan dengan Live Tiles, aplikasi
yang semula berbasis desktop berubah menjadi Metro, atau jangkauan
perangkat keras yang lebih dari sekadar PC.
Berbicara mengenai sistem yang baik dan sukses di pasaran adalah berbicara mengenai ekosistem itu sendiri.
Ekosistem
di dunia komputer setidaknya melibatkan empat hal, yang dalam bahasa
mudah yaitu: sistem operasi, aplikasi, pengguna (komunitas), dan
dukungan hardware.
Ambil saja contohnya iOS. Sistem operasi?
Jelas bagus. Aplikasi? Tak diragukan lagi kualitasnya. Pengguna? Siapa
yang tak tahu bahwa di dunia ini ada istilah Apple fanboy? Dan dengan
model pembuatan hardware seperti yang dimiliki Apple, mempertanyakannya
jelaslah sesuatu yang tidak perlu.
Atau lihat Android. Google bahkan merelakan produsen menggunakan Android secara cuma-cuma.
Sebuah
ekosistem di dunia komputer akan menjadi baik jika keempat hal di atas
sama-sama baik. Akan tetapi, jika satu saja bagian tersebut cacat, maka
keutuhan ekosistem itu bisa jadi terancam.
Saat merilis Windows 8
ke publik Microsoft sebenarnya telah memiliki bekal sistem operasi yang
dapat diandalkan. Terlepas dari berbagai macam intrik yang muncul
belakangan, Windows 8 jelas memiliki kualitas baik.
Ada banyak
cerita ketika pengguna mulai mencicipi Windows 8 Consumer Preview.
Banyak dari mereka yang -- awam -- merasa bahwa ini adalah produk (baru)
yang menyulitkan. Pada akhirnya, mereka menyerah dan tidak tertarik
bahkan untuk sekadar mencicipi lebih jauh.
Dampaknya adalah ketika Windows 8 dirilis ke publik banyak pengguna melontarkan pertanyaan, untuk apa upgrade jika harus belajar lagi dari awal? Bagi mereka yang paham komputer sih tidak masalah, lah bagi saya yang sibuk ini? Ngapain repot-repot upgrade? Lebih baik saya pakai versi ini saja lah, wong ini juga stabil. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Di
sisi lain, kampanye Microsoft untuk menjaring developer membuat
aplikasi berbasis Metro sebenarnya telah lama dilakukan. Windows 8
Developer Preview yang dirilis September tahun lalu adalah salah satu
upaya untuk memberikan cukup waktu bagi developer untuk membuat aplikasi
berkualitas sebelum tanggal rilis.
Selain itu Microsoft juga
mengadakan seminar dan workshop singkat mengenai Windows 8 di berbagai
kota bagi para developer untuk belajar membuat aplikasi yang baik.
Hasilnya? Saya harus katakan mengecewakan.
Iya, ada banyak
aplikasi di Store. Tapi masalahnya bukan di kuantitas, melainkan
kualitas. Aplikasi-aplikasi yang ada lebih banyak yang mengecewakan
daripada yang dapat diandalkan.
Dengan banyaknya ragam bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi berbasis Metro,
satu tahun bukanlah masa yang singkat. Namun, sayangnya they just don’t work. Entah siapa yang harus disalahkan. Mungkin Microsoft. Mungkin juga developer-developer itu.
Dari
sisi hardware sebenarnya Microsoft tidak memiliki banyak masalah.
Windows 8 mampu berjalan mayoritas PC yang menggunakan Windows 7.
Sementara Surface yang berupa tablet juga memiliki kualitas yang baik.
Saking baiknya, tablet ini bahkan dapat digunakan untuk menjadi papan
skate.
Begitupun halnya dengan hardware untuk Windows Phone 8.
Berkat kerjasamanya dengan Nokia dan HTC, Microsoft dapat berbangga diri
memiliki produsen hardware yang mumpuni.
Dari keempat komponen
di atas, kasus ekosistem Windows 8 ini bukan cuma satu komponen yang
lemah, melainkan dua dari empat. Dan itu bukan sebuah nilai yang kecil.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dua faktor tersebut berada di
luar kendali Microsoft.
Pada akhirnya mungkin Windows 8 akan kembali menaiki puncak secara perlahan-lahan, atau mungkin juga tidak.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !